Posted by : ROHIS - SMKN 1 CIBINONG
Selasa, 06 Januari 2015
Remaja, Yuk Ukir Prestasimu!
(Buletin
El-Marjan [Edisi. 06/Th. II)
Oleh:
Wita Dahlia [gaulislam.com]
Wah,
kayaknya enak ya kalau kita jadi remaja berprestasi. Bisa ketemu orang-orang
penting, bisa jalan-jalan dan sekolah gratis, disayang ortu, disanjung teman
dan tetangga. Wah, pokoke enak deh. Tuh, seperti yang dialami teman-teman kita.
Baru-baru ini, ada Gayatri Wailissa, anak seorang pengrajin kaligrafi yang di
usia belia telah menjadi Duta ASEAN karena kemampuannya menguasai 11 bahasa.
Remaja berusia 16 tahun ini belajar bahasa secara otodidak dan sudah
mengantongi sekitar 15 prestasi di segala bidang.
Ada
Ibrahim Handoko yang saat itu masih berusia 15 tahun berhasil memformulasikan
persamaan untuk menyelesaikan perhitungan angka piramida dengan jumlah tidak
terbatas. Ia terpilih sebagai matematikawan terbaik dan berhak mewakili
distriknya dalam olimpiade matematika di tingkat negara bagian. Demikian juga pada
Olimpiade Matematika (2004), ada Fathia Prinastiti Sunarto yang mampu menyabet
medali emas yang saat itu masih duduk di bangku kelas VI SD.
Sobat
El-Marjan, prestasi memang melahirkan kebanggaan tersendiri, apalagi di usia
remaja. Saat yang paling tepat untuk mengukir prestasi. Kenapa? Karena usia
remaja adalah usia produktif. Pada usia ini, kita memiliki fisik yang prima.
Itu sebabnya, remaja cenderung menyukai tantangan dan mencoba hal-hal
baru. Coba deh perhatikan, perubahan di dunia ini hampir selalu digerakkan oleh
para remaja atau pemuda. Hmm…. Iya kan? Prestasi itu penting
Kawan
rahimakumullah, Tahu nggak arti dari prestasi? Yup, prestasi memiliki makna
menjadi lebih. So, kalau kita masih sama aja sama dengan orang lain, berarti
itu belum dikatakan berprestasi. Sebagai seorang muslim maka berprestasi itu
adalah hal yang penting. Karena bagi seorang muslim, menjadi lebih atau
melakukan perbuatan yang terbaik adalah hal yang penting. Karena bagi seorang
muslim, menjadi lebih atau melakukan perbuatan yang terbaik adalah kewajiban.
Ini sesuai sabda Rasululllah: “Sesungguhnya Allah telah mewajibkan
perbuatan ihsan (kebaikan yang maksimal) pada segala sesuatu.” (HR
Muslim).
Rasulullah.
sendiri, telah menjadi suri tauladan yang baik dalam hal ini. Beliau adalah
orang yang sangat menyukai dan mencintai prestasi. Bagaimana tidak,
hampir setiap perbuatan yang dilakukan Rasulullah. selalu terjaga kualitasnya.
Amal-amal beliau merupakan amal-amal yang terpelihara mutunya. Demikian juga
keberaniannya, tafakurnya, dan aneka kiprah hidup keseharian lainnya.
Seluruhnya senantiasa didedikasikan untuk suatu mutu yang tertinggi. Menjadi
hamba yang terbaik, suami yang terbaik, ayah yang terbaik, kakek yang terbaik,
tetangga yang terbaik, bahkan menjadi pemimpin negara yang terbaik. Keren dan
bikin kita bangga.
Sobat
El-Marjan, setidaknya ada 4 faktor yang harus kita miliki untuk menjadi remaja
prestatif:
Pertama,
niat yang kuat. Niat merupakan hal yang utama bila seseorang akan melakukan
suatu kegiatan. Begitu juga dalam usaha untuk mencapai prestasi. Meskipun
sama-sama punya niatan dan tujuan yang bakal diraih, tapi niatan karena Allah
adalah niatan yang tak terkalahkan. Sebab dengan niat ini, kita tetap akan
mendapatkan balasan meski harapan kita nggak teraih. Selain itu, niat yang
lurus akan membuat tentram hati kita dalam menjalani setiap aktivitas.
Lain
halnya jika niat kita cuman buat jadi nomor satu en ngalahin temen. Saat gagal,
kita nggak akan dapat apa-apa, bahkan meski tercapai, kita tetap nggak
mendapatkan keridhoan Allah Ta’ala. Rugi banget kan?!
So,
niatkan bahwa kita melakukannya semata-mata untuk meraih ridho Allah. Sucikan
niat kita dalam menuntut ilmu apapun demi Allah. karena menuntut ilmu pun
merupakan ibadah. Allah Ta’ala berfirman:
“Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan.”. (QS al-Mujaadilah [58]: 11)
Nah,
niat yang lurus dan ikhlas, akan menghadirkan motivasi yang kuat. Jika niatnya
semata-mata karena Allah Ta’ala, maka motivasinya pasti dong juga demi Allah.
Kedua,
kesungguhan dan semangat belajar yang tinggi. Jika kita tanyakan pada
orang-orang yang berprestasi, apa kunci mereka bisa sukses di bidangnya, maka
hampir bisa dipastikan jawabannya karena semangat belajar yang tinggi pada
mereka. Orang yang berprestasi adalah orang-orang yang serius dan telaten dalam
menekuni suatu kegiatan.
Setiap
prestasi itu butuh kesungguhan dan kerja keras. Orang yang pengen
berprestasi dalam pendidikannya butuh belajar giat, orang yang ingin
sukses pekerjaannya juga butuh kerja keras, orang yang pengen jadi orang yang
faqih dalam agama juga butuh usaha keras. So, jika kita pengen seluruh
aktivitas dan peran kita berprestasi, usahanya tentu harus lebih keras. Nabi.
bersabda: Berkemauan keraslah kepada apa-apa yang bermanfaat bagimu,
dan minta tolonglah kepada Allâh Ta’ala dan janganlah bersikap lemah. (HR
Muslim)
Ketiga,
lingkungan yang mendukung. Biar udah punya motivasi yang kuat dan semangat
belajar yang tinggi, tetap aja kita butuh lingkungan yang mendukung. Lingkungan
inilah yang akan turut menjaga keistiqomahan kita dan terus mengobarkan
semangat kita. Nah, lingkungan seperti ini haruslah lingkungan yang sejalan
dengan kita. Lingkungan yang bertolak belakang justru akan menurunkan energi
semangat kita, bahkan menghancurkan motivasi yang kita bangun sebelumnya.
Inilah nasihat Rasulullah. untuk memilih lingkungan yang baik: “Permisalan
teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan
seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi,
atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap
mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan
apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau
asapnya yang tak sedap.” (HR Bukhari & Muslim).
So,
pilihlah teman yang berjualan minyak wangi, ya. Ups! Maksudnya pilihlah
teman-teman yang diibaratkan sebagai penjual wangi, yaitu teman-teman yang
sholih dan membawa kita pada ketaatan.
Keempat,
aturan dan dukungan negara. Aturan di masyarakat dan dukungan negara tentu
sangat mendukung prestasi generasinya. Ini berkaitan dengan sistem yang
diterapkan oleh negara. Ketika dahulu syariat Islam diterapkan oleh negara,
pemerintah menjamin semua warganya agar mendapatkan pendidikan. Penguasa saat
itu menyediakan pendidikan gratis baik bagi warga yang miskin maupun yang kaya,
muslim maupun non-muslim. Negara juga menyediakan berbagai fasilitas agar para
pelajar bisa belajar dengan nyaman serta menyediakan sarana-prasarana demi
mendukung kemajuan belajar siswa seperti perpustakaan, laboratorium dan
sebagainya. Semua itu diperoleh tanpa membayar alias gratis! Bandingkan dengan
kondisi sekarang! Banyak sekolah yang nyaris ambruk dan presidennya justru
curhat bin galau melulu. Miris ya? Ini dia, remaja prestatif!
Remaja
Islam pernah mengukir sejarah dengan gemilang. Sebut saja Ali bin Abu Thalib
ra. yang berjuang sejak belia menegakkan Islam saat kali pertama Rasululah
mulai berdakwah di Makkah. Sosoknya jenius sampai-sampai Rasulullah memuji Ali dengan
sabdanya, “Aku adalah gudangnya ilmu, dan Ali adalah kuncinya.”
Ada pula Muhammad al-Fatih yang mampu
menaklukkan Konstantinopel pada usia 23 tahun. Ada Al-Haytsam si penemu optik.
Al-Kwarizmi sang pakar matematika dan memperkenalkan Aljabar untuk pertama
kali. Ibnu Sina, muslim yang
ahli kedokteran dan masih banyak lagi sederet pemuda muslim berprestasi
lainnya. Mereka tidak hanya dikenal berprestasi, namun juga terkenal
kesholihannya.
Sobat El-Marjan, Emha Ainun Najib pernah mengistilahkan
manusia dalam lima jenis (catet: hanya istilah, lho). Yaitu jenis manusia wajib, sunah, mubah,
makruh, dan haram. Manusia wajib ditandai jikalau keberadannya sangat
dirindukan, sangat bermanfaat, perilakunya membuat hati orang di sekitarnya
tercuri. Orang yang sunah, keberadaannya bermanfaat, tetapi kalau pun tidak ada
tidak tercuri hati orang lain. Artinya, tidak ada rongga kosong akibat rasa
kehilangan. Orang yang mubah, ada tidak adanya tidak berpengaruh. Adapun
orang yang makruh, keberadannya justru membawa mudharat. Lain lagi dengan orang
bertipe haram, keberadaannya malah dianggap menjadi musibah, sedangkan
ketiadaannya justru disyukuri. Hehehe.. Emha Ainun Nadjib memang pandai membuat
istilah yang unik dan menarik.
Kawan
El-Marjan, kira-kira kita jenis manu sia yang mana nih? Untuk
menjadi remaja berprestasi, tentu
dong minimal jadi manusia
‘jenis sunah’. Ya, nggak? Sesuai sabda Rasulullah. “Khairunnas anfa’uhum
linnas”, “Sebaik-baik manusia di antaramu adalah yang paling banyak
manfaatnya bagi orang lain.” (HR Bukhari dan Muslim) Nah,
cara yang paling tepat untuk menjadi manusia yang paling bermanfaat adalah
dengan meningkatkan kepedulian terhadap orang lain. Berusaha sekuat tenaga
untuk melakukan perubahan ke arah Islam. Islam yang dijadikan sebagai pandangan
atau jalan hidup (ideologi).
Firman Allah Ta’ala: “Kamu adalah
umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh yang ma’ruf dan mencegah
yang munkar dan beriman kepada Allah…” (QS Ali Imran [3]: 110)
Ayo sobat, bangkitlah dan jangan ditunda-tunda lagi untuk menjadi seorang
pribadi muslim yang berprestasi!. #YukHijrah menjadi Berprestasi!!
Buletin Dakwah EL-MARJAN
Penerbit: Rohis Daarul Mu’allimin - SMK Negeri 1 Cibinong
Redaksi: Departement Tarbiyah Dakwah & Humas
Layout & Editor: Agung Wibisono
Distributor: Departement Humas & DKM
Kritik & Saran: 085710389886
Blog: rohis-smkn1cibinong.blogspot.com
Email:rohissmknsatucib@gmail.com
Twitter: @RohisDM_cbn
Related Posts :
- Back to Home »
- Artikel , Buletin , Dept. Humas , Dept. Tarbiyah Dakwah , El-Marjan , prestasi , remaja »
- Remaja, Yuk Ukir Prestasimu!