Posted by : ROHIS - SMKN 1 CIBINONG
Minggu, 07 Februari 2016
Valentine's Day
(Buletin El-Marjan [Edisi. 3/Th. II)
Oleh: Berry Hardisakha
“Cinta yang tumbuh karena
IMAN, AMAL SHALIH dan AKHLAK yang MULIA, akan senantiasa bersemi, tak lekang
karena sinar matahari dan tak luntur karena hujan dan tak akan putus meskipun
ajal menjemput”
Berbicara tentang Valentine’s Day, siapa yang tidak mengetahui tentang hari Kasih Sayang -katanya- tersebut. Valentine’s Day atau
biasa disebut hari kasih sayang yang jatuh
pada tanggal 14 Februari.
Hari tersebut sangat populer di negara-negara Eropa dan Amerika. Pada hari itu
terutama kaum remaja merayakan dengan hura-hura. Mayoritas yang merayakannya
adalah orang yang sedang jatuh cinta. Ini pun dianut saat ini dan semakin meluas
dikalangan muda-mudi di negeri kita ini. Saat hari tersebut ada yang
memberikan coklat kepada kekasihnya atau kado spesial lainnya.
Di Indonesia? Tampaknya tidak jauh
berbeda dengan remaja-remaja diluar negeri sana. Mereka yang notabene-nya
muslim-muslimah, menjiplak habis-habisan perilaku remaja orang barat. Hal ini,
tentu saja sangat memprihatinkan karena kalau dilihat dari latar belakang
sejarah perayaan Valentine bukan berasal dari ajaran Islam. Tapi bukan hanya
itu masalahnya. Akan tetapi perayaan Valentine selalu dibarengi dengan
kegiatan-kegiatan yang mubazir, berbau jahiliyah dan cenderung kepada
kemaksiatan.
Secara
etimologis Valentine berasal dari kata Valentinus yang artinya adalah suatu
kartu ucapan selamat yang dikirimkan kepada orang-orang yang disayangi, baik
yang benar-benar disayangi atau pura-pura disayangi. Berdasarkan yang dikutip dari Webster's New 20th
Century Dictionary perayaan Valentine berasal dari perayaan Lupercali. Yaitu
upacara ritual yang dilakukan oleh orang-orang Romawi kuno setiap tanggal 15
Februari sebagai penghormatan kepada Lupercus dewa padang rumput yang
dideskripsikan mempunyai tanduk, kaki, dan telinga seperti kambing. Pada
perayaan itu nama-nama wanita dimasukkan kedalam jambangan bunga. Setiap pria
yang hadir mengambil secarik kertas. Wanita yang namanya tertera dalam kertas
itu menjadi teman kencannya semalam suntuk.
Kemudian pada tahun 469 pihak gereja yakni
Paus Celecius merubah menjadi tanggal 14 Februari untuk mengenang kematian
seorang pendeta yang bernama Saint Valentine yang tewas sebagai martir pada
abad III (martir adalah istilah yang dipakai untuk orang-orang yang mati mem pertahankan prinsip-prinsipnya) dan menetapkan menjadi
Saint Valentine's Day. Pastor Valentine ditangkap dan dipenjara karena
menentang kebijakan kaisar Romawi (Cladius II) yang melarang pemuda-pemudi
untuk menikah. Sang kaisar menginginkan pemuda-pemuda yang lajang untuk menjadi
tentara dan pergi berperang. Tetapi sang pastor malah dengan diam-diam
menikahkan sepasang muda-mudi. Hal ini diketahui oleh sang kaisar. Bukan main
marahnya sang kaisar, akibatnya sang pastor mengakhiri hidupnya dengan tanpa
kepala (dipancung) pada tanggal 14 Februari 269.
Ketika pastor
Valentine dipenjara, banyak surat-surat simpati dari para pemuda yang sedang
kasmaran yang ditujukan kepadanya. Melalui surat itulah mereka mengungkapkan
perasaan sayangnya kepada kekasihnya dan berharap mereka bila menikah.
Sebenarnya kalau kita
menyadari apa yang sebenaranya terjadi dibalik perayaan Valentine tentulah kita
tidak akan berpartisipasi. Allah telah berfirman. "Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu
hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk
Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti
kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi
menjadi pelindung dan penolong bagimu." ( QS. Al-Baqaroh [2]: 120)
Jelas sudah bahwa mereka
senantiasa benci kepada kita kecuali kita berpartisipasi pada acara ritual
mereka, mode pakaian dan pola pikir yang mereka miliki. Dan perayaan Valentine
adalah salah satu sarana mereka untuk memurtadkan kita tanpa kita sadari. Dan
media massa seperti koran, tabloid, televisi, radio, majalah dan lain-lain,
adalah sarana yang sangat efektif untuk mengkampanye program-program mereka.
Jika terlibat didalamnya kita akan dijerumuskan kedalam kemaksiatan tanpa kita
sadari.
Dari sini menunjukkan bahwa perayaan Valentine
bukan perayaan kaum muslimin, namun termasuk perayaan barat. Perayaan ini pun
dimaksudkan untuk mengenang tokoh orang kafir yaitu santo Valentinus. Sehingga
kerusakannya yang terlihat jelas adalah tasyabuh (meniru-niru) orang kafir. Nabi secara tegas telah melarang
kita meniru-niru orang kafir (tasyabbuh). Beliau bersabda,
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
”Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum,
maka dia termasuk bagian dari mereka”(HR. Ahmad & Abu Daud).
Menyerupai orang kafir
(tasyabbuh) ini terjadi dalam hal
perayaan, penampilan dan kebiasaan yang menjadi ciri khas mereka.
Tasyabbuh di sini diharamkan berdasarkan dalil Al Qur’an, As Sunnah dan
kesepakatan para ulama (ijma’).
Perayaan ini adalah acara ritual agama lain. Hadiah yang diberikan
sebagai ungkapan cinta, asalnya adalah sesuatu yang baik, namun bila dikaitkan
dengan pesta-pesta ritual agama lain dan tradisi-tradisi Barat, akan mengakibatkan
seseorang terobsesi oleh budaya dan gaya hidup mereka. Sehingga dari sisi
inilah pemberian hadiah valentine menjadi terlarang.
Dalam pemahaman Islam,
kegiatan ritual yang bukan berdasarkan syari’at Islam dan tidak dicontohkan
Rasulullah seperti halnya Natal, Tahun baru Masehi, Imlek
dan sebagainya maka harus kita sikapi seperti sikap Rasulullah mensikapi tawaran kaum Quraisy untuk
sama-sama melaksanakan ibadah secara Islam dan ibadah jahiliyah secara
bergantian. Tawaran tersebut dijawab oleh Allah dengan firman-Nya: "Untukmu agamamu dan untukku agamaku". (QS. Al Kaafirun [109]:
6)
Dalam masalah aqidah
dan ibadah, Islam mengajarkan kita untuk bersikap tegas. Dengan begitu
kemuliaan Islam dan umatnya akan terjaga. Dinul Islam sarat dengan nilai kasih
sayang. Bahkan tegaknya Dinul Islam atas dasar kasih sayang.
Coba simak firman
Allah berikut: "Muhammad
itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama
dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang
sesama mereka, kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda
mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka
dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang
mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi
besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati
penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati
orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman
dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang
besar." (QS. Al-Fath [48]:29)
Sejalan dengan itu
Rasulullah juga pernah menyampaikan: "Belum sempurna iman seseorang hingga
ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri"
Kasih sayang dalam
Islam bersifat Universal. Ia tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, ia juga tidak
dibatasi oleh objek dan motif. Kasih sayang diwujudkan dalam bentuk yang nyata
seperti silaturahmi, menjenguk yang sakit, meringankan beban tetangga yang
sedang ditinpa musibah, mendamaikan orang yang berselisih, mengajak kepada
kebenaran (amar ma'ruf) dan mencegah dari perbuatan munkar.
Sudah saatnya pemuda
Islam sadar dari keterpurukan dan bangkit menyongsong masa depan yang sudah
berada di tangan Islam. Kalau tidak sekarang kapan lagi?, kalau bukan kita?,
lalu siapa lagi?.
Masih valentine juga?
sebaiknya tidaaaaaaaaak!, say no to valentine.!!
Buletin Dakwah EL-MARJAN
Penerbit: Rohis Daarul Mu’allimin - SMK Negeri 1 Cibinong
Redaksi: Departement Tarbiyah Dakwah & Humas
Layout: Agung Wibisono
Editor: Abid Ramadhan
Distributor: Departement Humas & DKM
Kritik & Saran: 085710389886
Blog: rohis-smkn1cibinong.blogspot.com
Email:rohissmknsatucib@gmail.com
Twitter: @RohisDM_cbn
Related Posts :
- Back to Home »
- Artikel , day , Dept. Humas , Dept. Tarbiyah Dakwah , El-Marjan , hari , kasih , sayang , valentine »
- Valentine's Day