Posted by : ROHIS - SMKN 1 CIBINONG Selasa, 06 Januari 2015

Yuk, Pilih Teman yang Baik
(Buletin El-Marjan [Edisi. 04/Th. II)
Oleh Faris Fadhli (@farisfadhli)


Teman, atau sahabat, adalah komponen dasar yang pasti dimiliki seluruh umat manusia, selaku makhluk sosial. Ya, tanpa teman, mungkin kita akan berjalan sendirian ketika jauh dari keluarga. Tanpa kehadiran sahabat, mungkin kita terlarut sepi ditengah ramainya dunia. Tetapi, jika salah dalam memilih teman, bisa berabe akibatnya.
Islam, sebagai agama dan jalan hidup kita, menuntun segala hal yang ada dalam kehidupan kita, dari masalah sepele hingga kasus serius, salah satunya yaa… dalam memilih teman ini. Yuk kita tengok firman Allah pada surat Al Furqan ayat 28 sampai 29. Disana Allah kalamkan tentang apa yang terjadi ketika seorang manusia berteriak penuh penyesalan saat direbus dalam neraka, hanya gara-gara salah memilih teman!
“Wahai, Celaka Aku! Sekiranya (dulu) aku tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku), sungguh, dia telah menyesatkan aku dari peringatan (Al-Qur’an) ketika (Al-Qur’an) itu telah datang kepadaku…” -- (QS. Al Furqan : 28-29)
Mulai dari sini aja, sebenarnya sudah jelas kalau Allah memperingatkan kita, untuk mencari dan memilih teman yang baik. But good, is not good enough. Baik aja ga cukup… Kita harus mencari dan memilih, serta memiliki teman yang baik, beriman, dan shalih atau shalihah. Ini yang antum semua kudu, musti, harus, dan wajib perhatikan. Percuma kan, teman yang akhlaknya baik tapi dia ibadahnya jarang, malas-malasan… yang ada kita bisa terpengaruh olehnya. Dan itu -secara nggak langsung-  bisa menyeret kita pada keburukan! Naudzubillah min dzalik
Ada sebuah kisah tentang tabi’in yang bernama Alqamah. Pada suatu ketika, Ia pergi (bershafar) ke negeri Syam (sekarang Iraq). Sesampainya di Syam, apa yang dia lakukan? Mencari penginapan? Nggak. Dia pergi ke sebuah masjid, lantas shalat 2 rakaat. Kemudian, dia dengan ketulusan dan keikhlasan hatinya, bermunajat pada Allah. Beliau meminta harta dan dicukupkan? Bukan. Apa yang beliau pintakan pada Allah rabbul’alamin? Beliau berdo’a : “Allahumma yassirlii jaalisin lishshaalihaaah”… yang artinya kurang lebih adalah “Yaa Allah, mudahkanlah aku menemukan teman (berkumpul) dengan orang-orang yang shalih”
Nah, ini salah satu perilaku tabi’in yang bisa antum tiru dan terapkan ketika nanti antum semua berpergian atau merantau, atau memasuki suatu ranah baru yang belum pernah antum jalani atau tempati sebelumnya. Misalkan ketika antum baru saja memasuki lingkungan perkuliahan, atau bekerja di suatu perusahaan yang –otomatis—kita datang sebagai orang yang baru, asing, dan mungkin tidak mengenal siapapun disana saat itu. 
Eits, cerita Alqamah belum berhenti disitu. Lantas setelah ia shalat 2 rakaat dan berdoa seperti itu, kemudian ia dapati sebuah halaqah (kumpulan) muslimin yang sedang duduk bermajelis, mendengarkan taushiyah dari seseorang yang duduk bersama mereka dengan penuh keakraban. Lalu ia pun duduk bergabung. Kepada orang-orang yang duduk di sebelahnya, beliau bertanya : “Siapakah orang yang sedang memberikan ceramah ini?”. Dan orang-orang yang duduk bersama dengannya pun menjawab : “Engkau tidak tahu siapa yang sedang berbicara ini? Beliau adalah Abu Darda, sahabat Rasulullah.” Subhanallah! Padahal belum lama ia berdo’a pada Allah  agar dikumpulkan dengan orang-orang yang shalih, dan langsung Allah kabulkan! Nggak tanggung-tanggung, langsung Allah  pertemukan dengan sahabat Nabi  Muhammad yang sedang membagikan ilmunya kepada warga negeri Syam… Masya Allah, sesungguhnya Allah Mahaberkuasa atas segala sesuatu.
Teman yang baik, beriman dan shalih, sudah pasti akan selalu mengajak kita pada kebenaran, Jalan Allah yang penuh dengan RidhaNya. Selalu saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran, menegur ketika kita khilaf, dan senantiasa membawa kita bersama untuk semangat dalam beribadah kepada Allah.  Sahabat Nabi Muhammad yang merupakan sepupu merangkap menantu beliau, Ali bin ‘Abi Thalib pernah berkisah mengenai perbandingan persahabatan dalam taqwa dan kebaikan, dengan persahabatan dalam kemaksiatan dan keburukan. Beliau membandingkan antara persahabatan yang baik dan yang tidak.
Berceritalah beliau, bahwa suatu ketika ada dua pasang orang yang bersahabat. Sepasang bersahabat dalam keshalihan dengan penuh keimanan dan ketaqwaan kepada Allah, sedangkan sepasang lainnya bersahabat dalam kemaksiatan dan kelalaian kepada Allah.
Suatu ketika, dalam persahabatan penuh rasa taqwa kepada Allah, salah satu diantara sepasang orang yang bersahabat dalam kebaikan itu mendahului sahabatnya untuk menghadap Allah, alias wafat. Meninggalkan sahabatnya yang masih hidup. Nah, sahabatnya yang sudah meninggal ini, laporan kepada Allah pada saat bertemu denganNya, Bahwa dirinya selama hidup menemukan seseorang sahabat yang selalu bersamanya dalam kebaikan, keimanan, ketaqwaan, dan rajin beribadah. Allah sangat senang mendengarnya.
Lantas ketika sahabat yang masih hidup tadi menyusul sahabatnya yang terlebih dahulu pergi meninggalkan dunia, Allah datangkan ia ke hadapan sahabatnya yang terlebih dahulu wafat, mengumpulkan mereka seraya menyuruh mereka agar saling menyanjung dan membanggakan sahabatnya. Kisah diatas menyatakan pada kita, bahwa kita kelak akan dikumpulkan dengan sahabat-sahabat kita yang shalih semasa di dunia, di akhirat kelak. Dengan catatan, kitapun harus turut menjadi manusia shalih dan shalihah. Nggak percaya? Silahkan buktikan di akhirat nanti insya Allah bi idznillah, hehehe.
Sedangkan pada persahabatan dalam keburukan, dapat dipastikan yang terjadi berkebalikan dengan kisah diatas. Tidak ada sanjung-menyanjung, yang ada hanyalah saling menghujat dan menyesal telah bersahabat akrab dengan orang yang tidak baik.
Nabi kita tercinta, Muhammad juga telah memberikan wejangan untuk kita, kaum muslimin dalam memilih dan bergaul dengan teman loh. Hendaknya kita mengikuti petunjuk beliau, sebagaimana disabdakan dalam hadits shahih beliau dibawah ini:
Dari Abu Musa al-Asy’ari radhiyallahuanhu,  bahwa Nabi telah bersabda: “Sesungguhnya perumpamaan teman duduk yang baik dan teman duduk yang jahat adalah seperti pembawa minyak kesturi (minyak wangi) dan orang yang meniup api (pandai besi). Orang yang membawa minyak kesturi itu mungkin akan memberi sesuatu kepadamu atau kamu membeli darinya atau mungkin kamu mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan orang yang meniup api itu mungkin dia akan membakar kainmu atau mungkin kamu akan mendapatkan bau busuk darinya.” (Muttafaq’alaih).-- (HR Bukhari dan Muslim, no.363, Syarah Riyadhus Shalihin)
Jadi, sudah jelas kan? Bahkan dalam urusan seperti ini saja, Allah melalui FirmanNya serta Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam telah memberikan panduan yang singkat tapi tegas, mengenai cara kita dalam memilih dan memilah teman bergaul yang baik, agar kita senantiasa berada dalam jalanNya yang diridhaiNya, dan tidak melipir dalam kesesatan yang nyata.

 Wallahu a’lam.


“ Secara umum, hendaknya orang yang engkau pilih menjadi sahabat memiliki lima sifat berikut : orang yang berakal, memiliki akhlak yang baik, bukan orang fasik (bodoh), bukan ahli bid’ah, dan bukan orang yang rakus dengan dunia” (Mukhtasar Minhajul Qashidin 2/36).

Buletin Dakwah EL-MARJAN
Penerbit: Rohis Daarul Mu’allimin - SMK Negeri 1 Cibinong
Redaksi: Departement Tarbiyah Dakwah & Humas
Layout & Editor: Agung Wibisono
Distributor: Departement Humas & DKM
Kritik & Saran: 085710389886
Blog: rohis-smkn1cibinong.blogspot.com 
Email:rohissmknsatucib@gmail.com
Twitter: @RohisDM_cbn

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to RDM's Blog

sahabat rdm

@RohisDM_cbn

COPYRIGHT © 2014 ROHIS - DAARUL MU'ALLIMIN

DESIGNED BY : DEPARTEMEN HUMAS